Bappenas: Kelautan dan perikanan solusi tekan defisit transaksi berjalan

Indonesia mestinya bisa memanfaatkan luas lautnya yang besar. Dari situ, banyak produk yang bisa dibuat.

Sejumlah pekerja menjemur ikan campuran di pesisir Desa Pusong, Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (03/11/2018). Para produsen ikan kering mengaku, produksi ikan kering olahan untuk memenuhi permintaan pasar Sumatera dan pasar ekspor Malaysia sejak dua pekan terakhir tidak mencukupi target akibat terkendala bahan baku karena minim pasokan dari nelayan dampak kondisi cuaca laut dan darat tidak stabil. ANTARA FOTO

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan sektor keluatan dan perikanan bisa menjadi alternatif bagi pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).  

"Bisa membantu itu. Misalnya ekspor banyak ke ikan segar untuk mengompensasi defisit migas,” kata Bambang saat ditemui di Jakarta pada Rabu (14/11). 

Bambang meyakini, Indonesia unggul dalam sektor pangan dan pertanian. Namun, jika hendak diekspor, Bambang menyarankan jangan berupa bahan mentah. Melainkan harus diolah terlebih dahulu setidaknya menjadi barang setengah jadi.  

“Jadi bagaimana hasilnya jangan cuma mentah. Jangan sampai sub sektor hanya untuk konsumsi dalam negeri. Tapi kita bicara pertanian, ada nilai tambah dan bisa di ekspor,” ujarnya. 

Bambang mengatakan, Indonesia mestinya bisa memanfaatkan luas lautnya yang besar. Dari situ, banyak produk yang bisa dibuat antara lain ikan, udang, dan lainnya secara kemasan. Namun, produk tersebut haruslah sudah dalam bentuk jadi atau sudah dikemas dalam kemasan kalengan. Produk tersebut haruslah menjadi bisnis unggulan.