Kembali direvisi, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 minus 1,1% hingga minus 0,2%

Perkembangan yang penuh ketidakpastian dan dalamnya kontraksi perekonomian berbagai negara di dunia membuat pemerintah terus waspada.

Ilustrasi Jakarta. Foto Pixabay.

Pemerintah kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 menjadi minus 1,1% hingga 0,2%, setelah pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 mengalami kontraksi hingga 5,32%.

"Tadinya pemerintah memperkirakan tahun ini di kisaran minus 0,4% sampai 2,3%. Sesudah melihat realisasi kuartal II dan angka pada Juli kami perkirakan untuk pertumbuhan tahun 2020 range-nya ada di minus 1,1% hingga 0,2%," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (14/8).

Dia  menjelaskan, perkembangan yang penuh ketidakpastian dan dalamnya kontraksi perekonomian berbagai negara di dunia membuat pemerintah terus waspada terhadap laju perekonomian pada kuartal III dan IV-2020.

"Artinya (pertumbuhan ekonomi) agak bergeser ke arah negatif atau mendekati 0%  karena kami melihat bahwa tekanan di kuartal II sangat dalam dan faktor-faktor untuk kuartal III harus betul-betul diusahakan," ujarnya.

Proyeksi ini, lanjutnya, berkaca pada penurunan konsumsi rumah tangga yang mengalami tekanan sangat dalam di kuartal II-2020 yang sebesar 5,51%. Padahal kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50%.