Kembangkan kendaraan listrik, Jabar ajak universitas Inggris

Kerja sama keduanya diseriusi dengan penandatanganan perjanjian pendahuluan (LoI) pada hari ini.

Stasiun pengisian energi bagi kendaraan listri. Foto Antara/M. Iqbal

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bersama University of Notthingham, Inggris, meneken perjanjian pendahuluan (letter of intent/LoI) tentang kendaraan listrik berbasis baterai dan hal terkaitnya. Kegiatan berlangsung secara virtual dan disiarkan kanal YouTube Humas Jabar, Rabu (15/9).

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menyatakan, kerja sama ini dilakukan guna mendukung pengembangan model usaha stasiun pengisian kendaraan listrik, implementasi kendaraan listrik, dan pemanfaatan energi terbarukan yang dicanangkan pihaknya.

"Semoga pada tahun 2023, Indonesia bisa memproduksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai,” ucap Emil, sapaannya, dalam sambutannya. Acara turut dihadiri President of University of Nottingham, Shearer West dan Pro-Vice-Chancellor for Global Engagement, Robert Mokaya.

Mantan Wali Kota Bandung itu melanjutkan, Pemprov Jabar mencanangkan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) guna menurunkan dampak negatif yang disebabkan energi fosil, yang banyak digunakan pada sektor transportasi.

Pemprov Jabar menargetkan 0,5 juta unit KBLBB pada 2050. Diharapkan dapat menurunkan emisi karbon sebanyak 4,25 juta ton karbon.