Kemenperin: 2% dari GDP dialokasikan untuk riset teknologi

Indonesia mempunyai potensi besar dalam menerapkan revolusi industri generasi keempat.

Indonesia mempunyai potensi besar dalam menerapkan revolusi industri generasi keempat. (Eka Setiyaningsih/Alinea)

Kementerian Perindustrian telah menyusun peta jalan (roadmap) implementasi Industri 4.0 di Indonesia yang diluncurkan Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu. Salah satunya, mengatur persentase GDP untuk kebutuhan riset.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menjelaskan, peta jalan itu tengah disosialisasikan dengan istilah Making Indonesia 4.0. Isinya aspirasi besar Indonesia pada 2030, sektor industri prioritas dan strategi implementasi Industri 4.0 baik per sektor industri prioritas maupun lintas sektor.

"Aspirasi ini setidaknya menuntun kita semua untuk dapat membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia," kata Airlangga di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (1/8).

Airlangga menyebut, 10 besar ekonomi dunia yang dimaksud ialah, mengembalikan angka net ekspor Indonesia sebesar 10% yang saat ini hanya 0,8% saja. Selain itu, pemerintah juga ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebesar dua kali lipat dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja.

"Setidaknya 2% dari Gross Domestic Product (GDP) untuk dapat dialokasikan ke dalam aktivitas Research and Development (R&D) teknologi dan inovasi," ungkapnya.