Kementan ingatkan pentingnya budi daya ramah lingkungan

Pengendalian OPT secara alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami.

Petugas POPT memantau budi daya bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh. Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan

Petani diminta menerapkan budi daya ramah lingkungan saat berusaha, termasuk tanaman hortikultura. Salah satu manfaatnya, hasil budi yang dihasilkan berkualitas dan sesuai permintaan pasar dunia.

"Pasar global menuntut produk hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi. Preferensi konsumen sudah mulai mempertimbangkan bagaimana proses produk dilakukan, sehingga menghasilkan produk yang aman konsumsi," ucap Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/8).

Praktik budi daya ramah lingkungan juga dapat diterapkan dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT). Penerapannya dilakukan secara preventif dan kuratif, dimulai dari pengaturan pola dan waktu tanam untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit di suatu wilayah lahan tertentu. Pergiliran antartanaman yang tidak berasal dari satu famili, misalnya.

Kemudian, memaksimalkan peran musuh alami macam parasitoid, predator, dan cendawan entomapatogen karena dapat menekan serangan OPT pada tanaman bawang merah.

Direktur Perlindungan Ditjen Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, pun merekomendasikan petani mengaplikasikan agen pengendali hayati, pestisida nabati, likat kuning, feromon, dan penanaman refugia. Kemudian, rutin memantau tanaman.