Kesetaraan perempuan dapat genjot pertumbuhan ekonomi Indonesia

Kemajuan kesetaraan perempuan di Indonesia sudah sedikit lebih baik dari rata-rata negara lain di Asia Pasifik.

Seorang perempuan mengikuti lomba mewarnai peringatan Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia di Gorontalo, Gorontalo, Minggu (5/8)./Antara Foto

Mckinsey Global Institue (MGI) meyakini kesetaraan perempuan di Indonesia, dapat meningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 9% terhadap produk domestik bruto (PDB) di tahun 2025. 

Presiden Direktur PT MicKinsey Indonesia, Philia Wibowo, menjelaskan bahwa Indonesia saat ini menunjukkan kinerja yang sedikit lebih baik, dari rata-rata negara lain di Asia Pasifik dalam kemajuan kesetaraan perempuan

Dalam hal kesetaraan gender di tempat kerja, kemajuan Indonesia berada di atas rata-rata. Indonesia juga telah berhasil menurunkan angka kematian ibu dan kesenjangan gender di bidang pendidikan. Meski demikian, kata Philia, angka ketidaksetaraan yang tinggi ditemukan pada beberapa wilayah di Indonesia. 

"Dengan menutup kesenjangan antara negara-negara yang memiliki kinerja lemah dengan mereka yang memiliki kinerja terbaik dalam hal kesetaraan gender, negara-negara di Asia Pasifik dapat meraih keuntungan ekonomi yang signifikan," ujar Philia dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea, Minggu (5/8). 

Lebih lanjut Philia menyampaikan, MGI telah menghitung Gender Parity Score (GPS) untuk semua negara di Asia Pasifik, dengan menggunakan 15 indikator kesetaraan gender dalam dunia kerja, dan tiga tipe kesetaraan gender di masyarakat, termasuk layanan dan pendukung ekonomi yang esensial, perlindungan hukum dan suara politik, serta keamanan fisik dan otonomi.