Khawatir dibanjiri produk China, anggota DPR minta Kemendag berani seperti India

Seharusnya Indonesia juga berani bersikap, lantaran nilai perdagangan RI ke China terus mengalami defisit.

Anggota Komisi VI DPR RI Elly Rachmat Yasin. Foto: dpr.go.id/Azka/Man

Anggota Komisi VI DPR Elly Rachmat Yasin mempertanyakan alasan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang seolah menjadi pelopor dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Berkaca dari India yang berani keluar dari keanggotaan RCEP, Elly menyebut seharusnya Indonesia juga berani bersikap, lantaran nilai perdagangan RI ke China terus mengalami defisit.

"Berkaca pada India yang berani keluar karena takut gempuran produk China, pertanyaannya, mengapa Indonesia justru seolah menjadi pelopor dalam RCEP ini, walapun nilai perdagangan RI dengan China terus mengalami defisit," kata Elly dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di Senayan, Jakarta, Senin (13/12).

Mengutip laporan media, Elly berujar jika nilai perdagangan Indonesia dengan China per Juli 2021 sudah mengalami defisit US$844,5 juta, akibat nilai impor dari China ke RI mencapai US$4,4 miliar. Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke China hanya US$3,5 miliar.

Sementara, lanjut politikus PPP ini, perdagangan RI dengan Amerika, Filipina maupun Malaysia mengalami surplus. "Mengapa RI tidak lebih fokus saja kepada pasar negara-negara yang selama ini surplus?," ujarnya.

Diketahui, semula RCEP melibatkan 16 negara, namun hanya tersisa 15 negara setelah India resmi keluar dari pakta blok perdagangan utama di Asia Pasifik tersebut..