Laba bersih BCA turun 4,2% di kuartal III-2020

Penurunan laba bersih ini diakibatkan oleh meningkatnya biaya pencadangan BCA tahun ini.

Gedung Bank BCA. Foto perseroan

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan entitas anak mencatatkan laba bersih Rp20 triliun pada sembilan bulan pertama, atau turun 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,9 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penurunan laba bersih ini diakibatkan oleh meningkatnya biaya pencadangan BCA tahun ini. Hingga kuartal III-2020, BCA mencatat peningkatan biaya pencadangan hingga 160,6% atau sebesar Rp9,1 triliun, sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit.

Pada sembilan bulan pertama di 2020, BCA mencatatkan pendapatan operasional mencapai Rp55,9 triliun, atau tumbuh 7,3% secara tahunan (year-on-year/yoy). Rinciannya, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh 9% yoy menjadi Rp40,8 triliun dan noninterest income tumbuh 3% mencapai Rp15 triliun.

Sedangkan beban operasional hingga kuartal III-2020 tercatat turun 1% menjadi Rp22,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp216 miliar.

Dari sisi pendanaan, BCA mencatat kinerja yang baik sepanjang kuartal I hingga kuartal III tahun ini, dengan pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA) tumbuh 16,1% yoy mencapai Rp596,6 triliun.