Laju kencang transformasi digital perbankan kala pandemi

Transformasi digital bisnis perbankan berimbas pada tereduksinya peran kantor cabang.

Layanan perbankan tanpa tatap muka semakin digandrungi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Alinea.id/Dwi Setiawan.

Pandemi Covid-19 memicu banyak perubahan di seluruh dunia. Sejak kemunculannya di Indonesia awal Maret silam, virus korona baru telah mengubah kebiasaan masyarakat. Berdasarkan hasil riset Kantar Indonesia yang dipublikasikan pada 12 April silam, sebanyak 79% responden memilih untuk lebih banyak berkegiatan di rumah. 

Perubahan perilaku konsumen ini juga terasa dalam transaksi perbankan. Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings memprediksi pandemi Covid-19 akan mendorong strategi transformasi digital bisnis perbankan di wilayah Asia Tenggara. Dalam publikasinya yang dikutip pada Minggu (24/5), lembaga ini memprediksi adanya peralihan preferensi nasabah perbankan untuk menggunakan layanan digital.

Fitch mengatakan bank dengan sistem digital yang telah mapan dan maju akan memperoleh keuntungan dari tren tersebut. Selain itu, perbankan akan memetik manfaat dari potensi peningkatan produktivitas dan penghematan biaya dari penutupan cabang dalam jangka menengah.

Pengurangan kantor cabang salah satunya akan dilakukan bank pelat merah, PT Bank Mandiri TBK (BMRI). Sekretaris Korporat PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rully Setiawan mengatakan pihaknya akan menutup 65 cabangnya di seluruh Indonesia, sebanyak 44 diantaranya merupakan cabang mikro. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi internal dampak Covid-19 terhadap perusahan.

Menurutnya, pengurangan cabang ini dilakukan demi mendorong pemanfaatan saluran elektronik bank yang memiliki kapitalisasi terbesar ketiga di sektor perbankan itu.