Langkah Kementan mengantisipasi iklim ekstrem

Keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun depan.

Mentan dalam Indonesia Business Forum TVOne, Rabu, (30/12/2020). Foto Humas Kementan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan akan melakukan gerak cepat mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrem yang memengaruhi jalannya produksi pangan di musim tanam 2021. Antisipasi itu sudah dirancang dengan percepatan tanam, infrastruktur air, serta pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Selama ini kita selalu bersoal dengan masalah cuaca dan hama. Karena itu kami lakukan mapping serta kerja sama dengan BMKG. Yang pasti kami terus bergerak cepat. Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik dan bukan hanya beras yang terpenuhi, tetapi komoditas lain selalu tersedia," ujar Mentan dalam Indonesia Business Forum TV One, Rabu, (30/12).

Mentan menyampaikan, keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun depan. Karena itu, pendekatan kerja yang diambil harus berjalan efektif dan efisien.

"Pertanian di 2021 itu sudah kami rancang pada 2020. Karena itu, kami hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan harapan. Insya Allah cuaca bisa kita kendalikan," katanya.

Secara umum, pihaknya sudah mempersiapkan pasokan beras dari musim tanam 1 dan 2 yang digarap pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton. Pada periode itu produksi mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.