Likuiditas ketat, penyaluran kredit stagnan

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang sempat menguat pada awal 2019, kembali menunjukkan perlambatan pada bulan kelima.

Seorang teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Rp100.000 di Plasa Mandiri, Jakarta, Senin (8/7)./AntaraFoto

Sejumlah bank mengeluhkan masih ketatnya likuditas bank, sehingga penyaluran kredit harus dibatasi. Situasi itu menjadi penyebab minimnya realiasasi kredit pada tahun ini.

Direktur Umum BTN Maryono mengatakan, likuiditas perbankan masih ketat, oleh karena itu BTN mengurangi target penyaluran kredit dari semula 17% menjadi hanya 15%-16%.

"Ada penurunan kredit karena faktor likuiditas. Kalau dulu 17%, sekarang di 15% sampai 16%," ujarnya usai melakukan rapat dengan Komisi XI DPR, Selasa (9/7).

Begitu pun dengan Bank CIMB Niaga. Kendati begitu Direktur Utama CIMB Niaga, M Siahaan mengatakan pertumbuhan kredit di bank yang dipimpinnya masih tumbuh single digit.

Sementara Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, meskipun Bank Indonesia (BI) telah melakukan kebijakan pelonggaran giro wajib minimum (GWM) rupiah, pertumbuhan kredit ternyata tidak lebih ekspansif.