Memberdayakan warung dengan teknologi digital

Sentuhan teknologi digital mampu menggenjot pendapatan warung dan toko kelontong.

Ilustrasi Alinea.id/Muji Prayitno.

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah penggerak utama perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), UMKM berkontribusi terhadap 61,07% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2018. 

Sebagian pelaku UMKM nasional bergerak di bidang perdagangan melalui warung dan toko kelontong. Setelah pandemi Covid-19, peran keduanya semakin penting mengingat lokasinya yang dekat dari rumah seiring dengan anjuran pembatasan sosial untuk menghindari penularan. 

Di sisi lain, platform digital semakin digandrungi oleh masyarakat karena berbagai kemudahan yang ditawarkannya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DBS Indonesia pada September silam, 21% responden memilih aplikasi daring sebagai pilihan utama berbelanja, naik dari 3% ketika sebelum pandemi. 

Digitalisasi menjadi kunci sukses bagi para pelaku ritel di era normal baru pascapandemi, termasuk pelaku warung dan toko kelontong. Di lain pihak, Kemenkop UKM mencatat baru sekitar 13% pelaku UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital. Melihat fenomena tersebut, Tokopedia meluncurkan platform Mitra Tokopedia sejak November 2018 lalu. 

Head of New Retail Tokopedia Doni Nathaniel Pramana mengatakan platform tersebut merupakan bagian dari misi perusahaannya untuk mendorong pemerataan ekonomi digital dengan menjembatani dunia ritel daring (online) dengan dunia ritel luring (offline). Pihaknya berharap aplikasi tersebut dapat mempermudah semua orang dalam memulai dan mengembangkan usaha mereka.