Mendulang cuan dari gunungan sampah nasional

Pengelolaan sampah tak lagi hanya dengan pola kumpul-angkut-buang semata.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Sampah masih menjadi salah satu momok utama pemerintah. Buktinya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2020 mencatat total produksi sampah Indonesia telah mencapai 67,8 juta ton. 

Ada sekitar 185.753 ton sampah yang dihasilkan oleh 270 juta penduduk setiap harinya. Artinya, setiap penduduk memproduksi 0,68 kilogram sampah per hari.

Dari total volume sampah 2020, paling banyak disumbang oleh sampah sisa makanan yang sebesar 39,74%. Kemudian disusul oleh sampah plastik sebanyak 16,97%, sampah kayu atau ranting 13,98%, sampah kertas atau karton sebesar 11,98%, dan sampah lainnya sebanyak 7%. Selanjutnya adalah sampah logam 3,31%, sampah kain 2,76%, sampah kaca 2,28% dan sampah karet atau kulit sebanyak 1,98%.

Keseluruhan sampah tersebut memiliki kontribusi besar pada semakin tingginya gunungan sampah di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA). Selain menimbulkan pencemaran lingkungan, timbunan sampah itu juga menambah produksi gas metana yang pada akhirnya dapat meningkatkan polusi udara. 

Di sisi lain, sampah plastik di laut, juga akan berdampak pada keberlanjutan ekosistem di laut. Sebab, sampah plastik yang masuk ke laut tidak akan terurai dalam waktu lama. Sampah plastik justru akan membentuk jenis baru, yaitu mikroplastik.