Menghalau resesi jangan hanya dari kacamata ekonomi

Sejumlah indikator makro dan mikro nasional menunjukkan Indonesia sudah di ambang resesi.

Dampak ekonomi dari pagebluk Covid-19 kini telah memasuki babak baru. Babak di mana setiap negara mulai memasuki masa ‘kehampaan’ ekonomi atau resesi. Secara harfiah, resesi diartikan sebagai kondisi di mana produk domestik bruto (PDB) negara turun signifikan dalam waktu yang panjang atau minus selama dua kuartal beruntun.

Dua negara Asia telah mengumumkan resesinya lebih awal, yakni Korea Selatan dan Singapura. Dilansir tradingeconomics.com, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada kuartal II 2020 hanya tumbuh -2,9%. Sementara, ekonomi Singapura di kuartal yang sama -12,6% (year on year/yoy).

Terbaru, Amerika Serikat juga sudah tercatat resesi dengan kejatuhan pertumbuhan ekonominya yang semakin dalam pada kuartal II. Laju ekonomi negara Paman Sam pada kuartal II tercatat minus -32,9% (yoy), jauh lebih besar dibanding kuartal I yang terkontraksi -4,8%.

Sejumlah negara lain termasuk Jepang, Malaysia, dan Thailand diprediksi bakal menyusul resesinya pada kuartal III. Ekonomi Malaysia kuartal II dan III diperkirakan akan pada tren yang sama -9,7% dan -6,4% secara beruntun. Sedang Thailand diperkirakan akan menghadapi penurunan PDB yang sangat deras pada kuartal II, yakni -17%, dan diperkirakan tumbuh 1,5% pada kuartal III.

Indonesia sendiri pada kuartal I lalu masih mencatat pertumbuhan positif yakni 2,97% secara year on year. Namun, penurunan PDB pada enam negara tersebut  diprediksi bakal punya implikasi buruk pada perekonomian Tanah Air. Pasalnya, enam negara itu merupakan sebagian dari 10 mitra dagang terbesar Indonesia, baik dari sisi ekspor maupun impor.