Polemik mengisap rokok

Rokok memang sangat dekat dengan masyarakat di Indonesia.

Rokok membunuh sebanyak 225.700 orang per tahun di Indonesia. Dari total populasi, sebanyak 21,37% penduduk laki-laki meninggal akibat rokok  dan 7,02% penduduk perempuan meninggal akibat rokok.  / Istimewa

Rokok sudah menjadi teman karib Dedi (56) sejak usianya belia. Siang itu, di sela istirahat ia membakar batang rokok kedua kemudian menyesapnya. Dedi percaya rokok membuat ia kuat dalam bekerja. Maklum, pekerjaannya sebagai kuli bangunan menuntut fisik yang prima.

Dalam sehari Dedi bisa menghabiskan satu bungkus rokok kretek filter. Dedi biasanya menyisihkan uangnya untuk rokok terlebih dahulu sebelum memberi uang belanja ke istrinya. Sebagai kuli lepas, dia biasa dibayar harian sebesar Rp70.000 sampai Rp100.000. Sementara, harga sebungkus rokok dibelinya sekitar Rp23.000.

"Rokok itu wajib ada, ya dengan kopi hitam biasa, satu atau dua gelas sehari," katanya saat berbincang dengan Alinea.id, belum lama ini.

Istrinya, Dewi (50), mengaku pendapatan yang dihasilkan suaminya kurang dari cukup, meskipun mereka hanya hidup berdua dan belum memiliki anak. Apalagi sebagai kuli, dia tidak setiap hari mendapat pekerjaan.

Beruntung, Dewi biasa membantu pekerjaan rumah kakaknya, atau menawarkan jasa pijat kepada sanak saudaranya. Dari situ dia menghasilkan pendapatan sekitar Rp20.000 sampai Rp50.000 per hari.