Menkeu: Kondisi ekonomi kuartal III-2022 masih resilien dan kuat

Meski begitu, masih tetap diperlukan penguatan koordinasi dalam mewaspadai perkembangan risiko global.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani. Dokumentasi Kemenkeu

Sejumlah institusi internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami koreksi ke bawah. World Economic Outlook International Monetary Fund (IMF), misalnya, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia 2022 hanya 3,2% dan melemah pada tahun depan menjadi 2,7%.

Kendati demikian, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyatakan, kondisi ekonomi Indonesia masih relatif resilien dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 tetap di 5,3%. Adapun proyeksi tahun depan di angka 5%.

Pada konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Oktober lalu, dirinya menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat karena didukung neraca perdagangan, konsumsi rumah tangga, investasi, dan penerimaan negara tinggi.

"Ini memperlihatkan pemulihan ekonomi yang terus terjaga, kontribusi harga komoditas yang masih di level relatif tinggi, serta dampak positif dari berbagai kebijakan pemerintah," katanya dalam keterangannya, Rabu (2/11).

Dalam laporannya, Sri menyebut, penerimaan pajak hingga September 2022 mencapai Rp1.310,5 triliun atau setara 88,3% dari target. Kemudian, mayoritas jenis pajak juga menunjukkan kinerja yang baik karena beberapa di antaranya hampir mendekati target 100% dari pagu.