Menkeu sampaikan pentingnya kesiapan keuangan negara hadapi perubahan iklim

Belajar dari pengalaman pandemi Covid-19, bencana global yang tidak terduga tersebut menjadi pelajaran bagi negara di seluruh dunia.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani dalam pidatonya di Grand Launching Indonesia Energy Transition Mechanism Country Platform, Bali, Senin (14/11). Foto istimewa

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan, perubahan iklim adalah ancaman nyata yang akan dihadapi secara global saat ini, dan akan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih signifikan dibandingkan dengan pandemi Covid-19 lalu, jika tidak melakukan tindakan tegas yang intensif.

Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 300 juta orang, menurut Srimul dihadapkan dengan 10 miliar ancaman bencana alam yang bisa terjadi karena adanya perubahan iklim global. Sehingga ia menilai, percepatan transisi ekonomi hijau sangat diperlukan.

“Percepatan transisi ke ekonomi hijau yang tangguh sangat penting, dalam upaya bersama dapat melindungi masyarakat secara global, terutama Indonesia dari dampak bencana perubahan iklim,” kata Srimul dalam pidatonya di Grand Launching Indonesia Energy Transition Mechanism Country Platform, Bali, Senin (14/11).

Belajar dari pengalaman pandemi Covid-19, bencana global yang tidak terduga tersebut menjadi pelajaran bagi negara di seluruh dunia dalam menangani perubahan iklim yang serius.

Srimul berpandangan, tekanan pada ekonomi makin banyak dan tidak dapat diprediksi terlebih karena bencana alam akibat perubahan iklim. Maka sejalan dengan percepatan transisi energi, Menkeu mengatakan Indonesia juga telah menargetkan net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.