Menko Darmin: Kalau tak impor beras, tewas!

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan alasan pemerintah mengimpor beras.

Petugas menunjukan stok beras di Gudang Bulog Baru Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Senin (16/10/2018). Perum Bulog menyatakan Indonesia tahun ini mengalami surplus beras hingga mencapai 4,2 juta ton, 1,8 juta ton di antaranya beras impor yang diperkirakan akan cukup hingga 2019 mendatang. / Antara Foto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan alasan pemerintah mengimpor beras.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menuturkan, impor beras membuat stok pangan bagi masyarakat menjadi aman. Sebab, lahan baku sawah produksi padi saat ini hanya mencapai 7,1 juta Hektare dari 7,75 juta Ha.

Menurutnya, alih fungsi lahan sawah itu telah berubah menjadi tanah untuk jenis perekonomian lain. Seperti pabrik, jalan tol, hingga perumahan. 

"Namanya juga keperluan tanah itu macam-macam, bukan hanya untuk sawah. Orang perlu bikin jalan tol, perlu bikin perumahan real estate, perlu bikin pabrik. Enggak bisa ditahan itu," ujar dia saat ditemui di kantornya usai melakukan Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan, Senin (22/10).

Kondisi tersebut, sambungnya, menjadi pemicu hasil produksi hanya menjadi 29,6 juta ton beras. Padahal, seharusnya produksi bisa menghasilkan 32,4 juta ton beras.