Mentan minta perekayasa alsintan Balitbangtan genjot inovasi

Potensi kehilangan dari sektor pertanian dalam setahun ditaksir Rp200 triliun karena belum dimanfaatkan secara maksimal.

Pegawai BBP Mektan memamerkan traktor untuk tanam kentang hasil inovasi teknologi pertanian modern lahan kering di BBP Mektan, Tangerang, Banten, pada Kamis (21/10/2021). Alinea.id/Fatah Sidik

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), meminta  para perekayasa alat mesin pertanian (alsintan) di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan Kementan) menggenjot inovasi yang dihasilkannya. Alasannya, mekanisasi membuat sektor pertanian tumbuh berlipat-lipat.

"Kita buat, yuk. Siapa yang mau buat 100 traktor seperti itu? Siapa mau buat transplater seperti itu? Siapa mau buat cold storage seperti itu 100? Kita buat, yuk. Kehebatan kita, saya rasa, baru digunakan 30%. Tancap gasnya seperti itu. Ini harus tiga kali lipat dari yang ada sekarang," katanya saat pra-peluncuran dan ekspose inovasi teknologi mekanisasi pertanian modern lahan kering di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Tangerang, Banten, pada Kamis (21/10).

Dalam kesempatan itu, ada tiga jenis alsintan lahan kering yang dipamerkan Balitbangtan, yakni pesawat nirawak (drone) tebar benih serta alat tanam ubi kayu dan kentang. Semuanya dikembangkan perekayasa BBP Mektan.

SYL memaparkan, Indonesia merupakan negara terbesar keempat dunia setelah China, Amerika Serikat (AS), dan India. Sumber daya alam (SDA) yang tersedia di "Zambrud Khatulistiwa" pun melimpah.

"Matahari tidak pernah putus, angin tidak berhenti bertiup, hujan setiap saat, tanah kita luar biasa," ucapnya. Itu semua dinilai dapat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan menyejahterakan rakyat.