Durian bukan sekadar buah di Malaysia—ia adalah identitas, kebanggaan lokal, dan daya tarik wisata. Salah satu varietas durian yang paling dihargai adalah durian Balik Pulau dari negara bagian Penang. Namun, popularitas yang begitu tinggi juga mengundang persoalan: munculnya praktik curang dalam pemasaran durian.
Pemerintah negara bagian Penang pun kini mengambil langkah tegas untuk melindungi reputasi durian Balik Pulau. Mereka menggelar operasi gabungan untuk menindak penjualan durian dari daerah lain—terutama impor dari Thailand—yang dijual dengan label Balik Pulau.
“Durian dari daerah lain tidak dilarang,” kata Fahmi Zainol, ketua Komite Agroteknologi dan Keamanan Pangan Penang. “Tapi tidak boleh diklaim sebagai Balik Pulau.”
Operasi ini melibatkan berbagai lembaga, mulai dari polisi, Departemen Pertanian, hingga Otoritas Pemasaran Pertanian Federal. Beberapa titik rawan telah diidentifikasi, dan blokade jalan sudah dilakukan secara berkala untuk memeriksa keaslian produk pertanian yang masuk ke Penang.
Untuk menjaga keaslian durian unggulan ini, Penang juga meluncurkan sistem “Track and Trace” berbasis kode QR. Setiap buah yang masuk dalam sistem ini akan diberi kode unik yang bisa dipindai untuk menelusuri asal-usulnya, mulai dari kebun hingga ke tangan pembeli.
Dengan pendekatan ini, konsumen tidak hanya membeli rasa, tapi juga mendapatkan jaminan tentang keaslian buah yang mereka konsumsi. Sekitar 60 petani dan 20 operator besar sudah bergabung dalam sistem ini.
Langkah ini sekaligus menunjukkan bagaimana tradisi lokal dapat bersanding dengan teknologi untuk menjawab tantangan zaman—bahwa bahkan dalam urusan buah, transparansi dan kepercayaan tetap menjadi hal utama.
Balik Pulau: Durian, wisata, dan ekonomi lokal
Balik Pulau dikenal sebagai daerah penghasil durian yang istimewa. Varietas seperti Musang King, Red Prawn, Black Thorn, dan tentu saja Balik Pulau sendiri, telah menjadi magnet wisata. Saat musim panen tiba, terutama saat libur sekolah, kawasan ini dipadati wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati durian langsung dari kebunnya.
Lonjakan kunjungan bahkan membuat hotel-hotel penuh dan jalanan macet. Fenomena ini menjadi bukti bahwa durian bukan hanya urusan pertanian, tapi juga bagian dari ekosistem ekonomi dan pariwisata yang penting bagi Penang.
Malaysia sendiri terus mendorong ekspor durian ke pasar internasional, termasuk China. Dengan proyeksi ekspor senilai 1,8 miliar ringgit pada tahun 2030, perlindungan terhadap keaslian varietas unggulan seperti Balik Pulau menjadi semakin krusial.(vnexpress)