Menteri BUMN: BUMN dalam mode bertahan hidup

Strategi yang dilakukan Kementerian BUMN adalah dengan melakukan transformasi dengan memperkokoh supply chain.

Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Foto Antara/Aprillio Akbar

Menteri Badan Usaha dan Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui bahwa kontribusi perseroan pelat merah bagi penerimaan negara masih terbilang kecil. Dalam 10 tahun terakhir nilainya baru sebesar Rp3.282 triliun.

Kontribusi BUMN tersebut berasal dari dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). "Di sini proposinya masih cukup kecil, sehingga return on investment (ROI) masih cukup baik ada di investasikan di Kementerian BUMN sendiri," katanya dalam Rakorbangpus, Kamis (29/4).

Kontribusi BUMN ini, harus terus ditingkatkan setiap tahunnya agar dapat berkontribusi lebih terhadap penerimaan negara, sehingga dapat mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan nasional.

"Kalau kita lihat, BUMN sesuai tugasnya harus memberikan kontribusi sebesar-besarnya. Ini tentu kita jaga. Ke depan kita harapkan meningkat dan negara dapat income untuk dipakai kegiatan-kegiatan," ujarnya.

Di sisi lain, rendahnya kontribusi BUMN bagi negara juga disebabkan oleh turunnya pendapatan perseroan dalam dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.