Migor dilepas ke harga pasar, daya beli masyarakat dikorbankan

Dampak dari kenaikan harga minyak goreng ini, akan membuat harga makanan dan minuman turut naik.

Sejumlah minyak goreng kemasan milik pedagang Sukatmi di Pasar Blok A, Jakarta Selatan (27/10/2021). Foto Antara/Sihol Hasugian

Pemerintah melepas harga minyak goreng (migor) kemasan ke mekanisme pasar. Akibatnya, harga minyak goreng kemasan naik tajam hingga di atas Rp23.000 per liternya.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, dengan melepas harga minyak goreng ke mekanisme pasar, justru akan mengorbankan daya beli masyarakat kelas menengah,

Apalagi menjelang Ramadan dan di saat bersamaan, tren harga crude palm oil (CPO) yang terus meningkat, maka fenomena ini bisa memicu kenaikan harga yang jauh lebih tinggi.

"Jadi yang dirugikan sebagian besar adalah kelas menengah sebenarnya," ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (18/3).

Menurutnya, untuk kelas menengah jika dilihat dari indeks keyakinan konsumen per Februari 2022, kesempatan kerja belum kembali ke level sebelum pandemi. Sehingga, kata Bhima, masih pesimis untuk kesempatan kerja.