Minimalisir kecurangan dengan bansos uang

Penyaluran bantuan sosial sepenuhnya dalam bentuk tunai dinilai lebih efisien dan minim kecurangan.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Ira Sihite (57) menyambut baik keputusan pemerintah untuk mengubah skema penyaluran bantuan sosial dari bentuk barang ke bentuk tunai. Rencana penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) itu dinilai lebih bermanfaat.

Menurut warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan itu, BST dirasa dapat lebih berguna ketimbang bantuan sosial (bansos) sembako yang telah ditentukan isinya. Uang, menurutnya, dapat digunakan untuk membeli kebutuhan hidup lain yang lebih berguna bagi keluarganya. 

“Mending (bantuan sosial) tunai. Soalnya bisa buat yang lain, kayak beli sayuran sama beras yang lebih bagus. Kemarin ada beras, tapi berkutu dan banyak hitam-hitamnya,” kata ibu dua anak itu, kepada Alinea.id, Minggu (20/12).

Pendapat ini diamini oleh Peneliti Kualitatif The SMERU Research Institute Ruhmaniyati. Menurutnya, BST akan lebih berguna ketimbang bansos sembako karena masyarakat dapat menggunakan bantuan tersebut sesuai kebutuhannya masing-masing. Terlebih, kebutuhan antara satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan KPM lainnya cenderung berbeda.

Selain itu, dari sisi waktu, pemberian bantuan dalam bentuk BST juga dinilai lebih efisien. Sebab, untuk menyalurkan bantuan itu kepada masyarakat, pemerintah hanya memerlukan satu perantara saja, yakni PT POS (Persero).