Tanpa adanya rekening bank, pelaku UMKM sulit mengakses bantuan pemerintah.
Seperti biasa, Karsinah (55) menjajakan ramuan masakannya untuk menarik rezeki. Lapak warung nasinya di Blok M, Jakarta Selatan itu terlihat lumayan ramai. Satu-dua pengunjung sesekali datang menyantap hidangan nasi, membawa pulang pesanan mereka, atau hanya sekedar nongkrong sambil menegak segelas teh, kopi, atau minuman lainnya.
Karsinah sudah berdagang sejak akhir 1980-an. Awalnya, ia menjadi penjaga warung rokok di kawasan Blok M. Setelah sang pemilik warung meninggal, ia dan suami mendirikan tenda yang kini menjadi tempat mereka berjualan.
“Kalau mengharap sukses, wallahu’alam ya. Umur sudah sekian,” ujarnya ketika berbincang kepada pewarta Alinea.id beberapa waktu lalu.
Di awal masa pandemi Covid-19, Karsinah menutup warungnya selama tiga bulan. Kini, meski sudah kembali berdagang, warung Karsinah tak lagi seramai sebelum pandemi lantaran sebagian pelanggannya 'pindah kantor' maupun bekerja dari rumah.
Gara-gara wabah Coronavirus ini, ia mengaku mengalami penurunan omzet hingga 50%. “Belum (sama seperti sebelum pandemi), masih jauh dari normal,” keluh wanita asal Brebes, Jawa Tengah tersebut.