Neraca perdagangan RI surplus di tengah inflasi global

"Ini meningkat sebesar 148,01% kalau saya bandingkan dengan Q2-2021."

Ilustrasi. Pixabay

Tekanan terhadap perekonomian global terus terjadi hingga kini. Karenanya, sejumlah negara masih mengalami inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, menyebutkan, Uni Eropa mengalami inflasi sebesar 9,6%, Amerika 9,1%, Inggris 8,2%, Korea Selatan 6,1%, Indonesia 4,4%, dan China 2,5% selama triwulan II-2022.

Naiknya angka inflasi membuat International Monetary Fund (IMF) merevisi hasil proyeksinya, menurunkan proyeksi pertumbuhan perekonomian global dan meningkatkan proyeksi inflasi global.

"IMF melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2022 dan 2023, mengoreksi pertumbuhan ekonominya turun ke bawah. Sebut saja di tahun 2022 yang semula adalah 3,6% direvisi menjadi 3,2%. Nah, berikutnya diprediksi tahun depan 2023 yang semula 3,6% direvisi menjadi 2,9%," katanya dalam pemaparannya tentang pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022, Jumat (5/8).

Pada inflasi, IMF merevisi proyeksi inflasi global dari sebesar 7,8% pada kuartal II-2022 menjadi 8,6%. Proyeksi inflasi global tahun 2023 juga mengalami revisi naik ke atas, dari sebesar 4,5% menjadi 5,3% kuartal II-2023.