OJK sebut literatur jadi tantangan utama literasi pasar modal syariah

Pada tahun 2021, dari 5.106 responden baru 1 dari 10 orang responden yang mengaku pernah menggunakan instrumen pasar modal.

Ilustrasi. Foto Mikaylabinar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, salah satu tantangan yang paling sering ditemui dalam upaya mendorong literasi pasar modal syariah adalah terbatasnya literatur atau referensi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal syariah.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan berdasarkan hasil survei nasional pasar modal syariah pada tahun 2021, dari 5.106 responden baru 1 dari 10 orang responden yang mengaku pernah menggunakan instrumen pasar modal.

"Ini masih relatif jauh di bawah hasil survei terhadap industri perbankan dan asuransi, di mana sebanyak 4 dari 5 responden pernah menggunakan layanan bank dan 1 dari 5 orang sudah pernah menggunakan layanan asuransi," ungkapnya dalam acara 'Peluncuran Video Edukasi, Video Sejarah & Talkshow Pasar Modal Syariah Indonesia' Selasa (12/4).

Hasil survei ini juga menyebutkan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada di angka 15%, sedangkan tingkat inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada di angka 4%.

"Berbagai data tersebut menunjukkan bahwa masih cukup banyak ruang atau potensi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia," tuturnya.