Pakai BPRL, produktivitas capai 11 ton GKP

Hasil panen anggota Poktan Sri Rejeki sebelumnya hanya 4-7 ton GKP.

Panen perdana di lahan demfarm Poktan Sri Rejeki yang menerapkan inovasi BRPL di Kabupaten Indramayu, Jabar, pada 29 Agustus 2021. Dokumentasi Balitbangtan Kementan

Penerapan teknologi inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) berupa budi daya padi ramah lingkungan (BPRL) di demfarm Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki, Desa Jaya Laksana, Kecamatan Bunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berbuah manis. Pangkalnya, produktivitas naik dengan hasil panen mencapai 11 ton gabah kering panen (GKP), yang sebelumnya 4-7 ton GKP.

Hal tersebut dilaporkan peneliti sekaligus penanggung jawab kegiatan, Bambang Susanto, dalam kegiatan panen perdana kegiatan diseminasi inovasi teknologi perbenihan dan perbibitan Balitbangtan pada 29 Agustus 2021. Pun dibenarkan Ketua Poktan Sri Rejeki, Sanedi.

"Dulu di sini sebelum mengenal teknologi BPRL ini, biasanya 4 sampai 6 ton atau 7 ton GKP, sekarang bisa 11 ton GKP," kata Sanedi.

Penerapan BPRL, sambungnya, juga mendorong petani merdeka. "Petani itu harus merdeka, jangan ketergantungan produk-produk luar negeri, kayak obat-obatan begitu."

"Dengan BPRL semua kembali ke alam, jerami enggak usah dibakar, dipakai lagi aja; pupuk kita enggak usah ketergantungan dari luar, semua bisa dari pupuk hewan, pakai yang alami hasilnya malah lebih bagus," tuturnya.