Pandemi picu ketimpangan gender di pasar tenaga kerja

Pekerja perempuan lebih banyak mengalami pengurangan jam kerja, dirumahkan, dan PHK dibandingkan laki-laki.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban mengungkapkan pandemi Covid-19 telah memicu ketimpangan gender di pasar tenaga kerja nasional.

Hal itu terlihat dari proporsi jumlah buruh perempuan dan laki-laki yang diterima dalam program Kartu Prakerja. Menurutnya, sebanyak 99% buruh yang mendapat program tersebut adalah laki-laki.

"Saya lihat hampir 99% di serikat buruh yang mendapatkan akses Kartu Prakerja adalah laki-laki. Itu memang menjadi PR (pekerjaan rumah) kami selanjutnya, bukan hanya PR pemerintah," katanya, Kamis (25/3).

Tak hanya itu, Elly menuturkan berdasarkan data yang dihimpunnya di lapangan, berbagai program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos) dan sejenisnya acap kali tidak sampai ke pekerja perempuan.

Padahal, dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, sambungnya, perempuan adalah yang paling terdampak. Pasalnya, jika harus bekerja dari rumah, perempuan harus mengerjakan dua tugas sekaligus, yaitu pekerjaan kantor dan tugas domestik, termasuk membantu anak yang sedang belajar online.