Pariwisata Jakarta membutuhkan pembenahan

Laporan hasil penelitian tentang pariwisata di DKI Jakarta 2018 menunjukkan peluang wisatawan kembali berkunjung ke DKI Jakarta masih rendah

Pengunjung memadati jembatan cinta di Pantai Ancol, Jakarta, Selasa (1/1)./AntaraFoto

DKI Jakarta membutuhkan pembenahan dan pengembangan strategi yang baik, untuk mendapatkan peluang menarik kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho dalam Focus group discussion (FGD) Jakarta Tourism Forum (JTF) bertajuk “Sinergi Pengembangan Pariwisata DKI Jakarta” di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Laporan hasil penelitian tentang pariwisata di DKI Jakarta 2018 menunjukkan peluang wisatawan nusantara (wisnus), maupun wisatawan mancanegara (wisman) kembali berkunjung ke DKI Jakarta, relatif rendah.

Bila kondisi masih seperti sekarang maka peluang wisnus kembali hanya sebesar 56% sementara wisman 63%. Namun, bila seluruh faktor wisata baik, peluangnya meningkat menjadi 97%. “Artinya masih banyak hal perlu dibenahi lagi,” kata Trisno.

Faktor pendorong orang kembali berkunjung ke Jakarta antara lain aksesibilitas, atraksi, dan aktivitas. Faktor yang saat ini paling unggul dalam menarik wisatawan nusantara untuk kembali berwisata ke DKI Jakarta adalah kemudahan mendapatkan transportasi. Namun hambatan perjalanan atau kemacetan paling banyak dikeluhkan. “Jika permasalahan kemacetan dapat diselesaikan, maka peluang wisatawan kembali ke Jakarta akan meningkat,” kata Trisno.