Pascatsunami di Selat Sunda, penumpang kapal turun drastis

Sebagian masyarakat masih enggan pakai angkutan penyeberangan karena khawatir dengan kondisi ombak dan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Calon penumpang menunggu memasuki kapal untuk menyeberang menuju Lampung di Pelabuhan Merak, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami di kawasan Banten,Sabtu (22/12), aktivitas Pelabuhan Merak memasuki libur Natal dan Tahun Baru berjalan normal/ Antara Foto

Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyatakan volume penumpang kapal untuk penyeberangan dari Merak ke Bakauheni menurun drastis usai bencana tsunami melanda wilayah Banten dan Lampung Selatan.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, dalam konferensi persnya di Jakarta, mengatakan sebelum terjadi tsunami di Selat Sunda, penumpang yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni terjadi lonjakan pada 21 dan 22 Desember 2018. 

Itu terlihat dari jumlah kendaraan dari biasanya 5.000 unit per hari menjadi 10.000 kendaraan. Begitupun dengan penumpang. Dari kondisi normal sekitar 25.000 orang per hari menjadi 50.000 orang.

"Tanggal 21-22 Desember mengalami puncaknya, kenaikannya sangat tinggi, dari 25.000 penumpang menjadi 50.000, kemudian ada tsunami kemudian drop sampai sekarang," kata Budi.

Adapun dari hasil Rekapitulasi Data Angkutan Natal 2018, Kementerian Perhubungan mencatat jumlah penumpang yang melakukan penyeberangan sebanyak 51.834 orang pada 21 Desember 2018 dan 66.897 orang pada 22 Desember 2018.