Patuh persyaratan ekspor agar ekspor tanaman hias lancar

Barantan telah menyediakan dukungan penuh bagi para calon eksportir tanaman hias berupa bimbingan teknis dan sosialisasi.

Permintaan pasar akan produk florikultura setiap tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat. Foto Istimewa

Peluang ekspor tanaman hias Indonesia ke depan masih terbuka lebar, hal ini diprediksi dengan tingginya permintaan dari negara-negara dunia dengan pertumbuhan pasar sebesar 10,24% di 2026.

“Peluang ekspor tanaman hias kita sangat besar. Perkiraannya tumbuh hingga 10% di 2026,” jelas pemilik RAV House PT Ravindo Sukses Mulia, Redi Fajar Kurniawan dalam diskusi daring oleh Alinea Forum bertema “Peluang Besar Ekspor Tanaman Hias”, yang ditulis Senin (3/10).

Redi mengatakan, dalam lima tahun terakhir tren merawat tanaman hias cenderung meningkat. Ini disebabkan selain adanya pandemi Covid-19 yang memaksa orang banyak beraktivitas di rumah, juga didorong oleh tingginya minat kalangan milenial yang lebih memilih untuk merawat tanaman hias daripada hewan peliharaan.

“Data penjualan kami sejak 2019 hingga 2021 menunjukkan kecenderungan milenial lebih menyukai merawat tanaman hias daripada hewan peliharaan. Jadi di April hingga Agustus 2020 itu terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam hal value yang kita ekspor,” imbuh Redi.

Berdasarkan data yang dihimpun Revi, disebutkan saat ini pasar tanaman hias secara global mencapai US$27 miliar atau sekitar Rp400 triliun dengan Belanda mendominasi di urutan pertama. Sementara Indonesia masih kalah dari negara Asia lainnya, yaitu Thailand dan Vietnam, meskipun Indonesia memiliki plasma benih lebih beragam.