sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Barantan pamer ekspor pertanian Indonesia tumbuh positif pada 2022

Ini didorong oleh peningkatan pada beberapa komoditas unggulan di sektor pertanian yang telah diprogramkan.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Rabu, 22 Feb 2023 11:59 WIB
Barantan pamer ekspor pertanian Indonesia tumbuh positif pada 2022

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang menyatakan, ekspor pertanian selama 2022, mengalami tren pertumbuhan yang positif. Ini didorong oleh peningkatan pada beberapa komoditas unggulan di sektor pertanian yang telah diprogramkan oleh direktorat jenderal teknis di lingkup Kementan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dilaporkan, ekspor pertanian selama 2022 tumbuh sebesar 10,52% dibandingkan 2021, atau total nilai ekspor mencapai US$4,89 miliar. Sementara di 2021 sebesar US$4,24 miliar.

"Sesuai tugas strategis yang diberikan Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Barantan mengawal tiap komoditas yang dilalulintaskan di pasar global," tutur Bambang pada pemaparannya di acara Kabarantan Ngopi Bareng Insan Media, Rabu (22/2).

Bambang juga menyampaikan, selama 2022 pihaknya berhasil melakukan harmonisasi aturan teknis pada komoditas porang, nanas, dan buah naga untuk pasar China. Selain itu, pada komoditas ekspor sarang burung walet (SBW), ekspor SBW ke pasar China juga berhasil meningkat dari 2021 yakni dari 17% proporsi seluruh ekspor SBW ke pasar global, naik jadi 19%.

Sponsored

"Dengan persyaratan ekspor yang cukup ketat, sebanyak 33 eksportir mampu memenuhinya. Dan tentunya kami berkepentingan untuk menambah jumlah eksportir yang bisa lolos dengan memberikan pendampingan dan pengawasan," ucap Bambang.

Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati AM Adnan mengatakan, pasar China merupakan salah satu pasar strategis Indonesia, terutama produk sarang burung walet (SBW). Alasannya, tingkat konsumsi SBW yang tinggi juga penduduk dengan jumlah yang besar. Namun China memiliki level keketatan produk impor pertanian yang cukup sulit. Sehingga, jika produk Indonesia bisa lolos ke China, maka akan akses ke pasar negara lainnya cenderung mudah.

"China itu tantangannya sangat menarik. Mereka minta traceability atau ketertelusuran yang sangat detail. Mulai dari nama petani sampai ke sana swab covid-19. Nah ketika kita bisa lolos protokol ekspor ke China, artinya ke negara lain juga mudah," ujar Adnan. 

Berita Lainnya
×
tekid