Peluang dan tantangan budi daya tanaman hias di Kapuas Hulu

Tanaman hias di Kapuas Hulu dengan kondisi tertentu bisa dijual dengan harga puluhan juta rupiah.

Ilustrasi tanaman hias/Alinea.id

Tren permintaan tanaman hias kian melejit saat pandemi, khususnya di Kalimantan Barat.  Angeline Fremalco, Ketua PKK Kapuas Hulu mengatakan, saat ini tanaman hias asli Kapuas Hulu yang banyak diminati yakni jenis Aroid, antara lain seperti alocasia, rhaphidophora, scindapsus, dengan varian varigata.

Menurutnya, tanaman hias ini sangat berpotensi untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat, bahkan satu tanaman dengan kondisi tertentu bisa dijual dengan harga puluhan juta rupiah.

“Raphidophora yang biasa dengan kondisi 5-6 daun cuma dijual Rp200 ribu, tapi kalau itu varigata dengan 5-6 daun harganya bisa Rp20 juta,” tuturnya kepada Alinea.id, Senin (27/9).

Sejauh ini, Angeline telah bertemu dengan dua pelaku usaha yang sudah berhasil membudidayakan tanaman hias walau dengan peralatan yang terbatas. Bahkan, mereka sudah dapat mengirim hasil budidayanya hingga ke luar negeri.

Angeline melanjutkan, meski tren permintaan meningkat dan potensi ekonominya besar, namun terdapat beberapa tantangan dalam memanfaatkan situasi tersebut. Pertama, tiadanya perhatian khusus terkait pembudidayaan tanaman hias dari pemerintah daerah.