Peluang investasi di reksa dana saham masih menarik

Hal ini didorong juga dengan kondisi makroekonomi Indonesia yang lebih solid yang disertai dengan pertumbuhan laba perusahaan.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Kondisi perekonomian Indonesia sedang menunjukkan potensi penguatan yang solid dan akan berlangsung hingga akhir tahun. Hal itu berbeda dengan perekonomian dunia seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China yang sedang mengalami normalisasi.

Beragam indikator ekonomi masih menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat hingga beberapa waktu ke depan, meski potensi kenaikan inflasi dalam jangka pendek akan terjadi usai adanya faktor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Adanya inflasi tentu akan memengaruhi daya beli masyarakat, dan hal ini menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Krizia Maulana, telah diantisipasi oleh pasar. Sementara itu, momentum pemulihan ekonomi Indonesia saat ini telah berada di level penguatan, sehingga dampak dari kenaikan telah dimitigasi.

“Dari sisi anggaran negara, kenaikan harga BBM membuat anggaran pemerintah menjadi lebih terjaga dan tepat sasaran, sehingga Indonesia masih menjadi pasar yang dilirik oleh investor asing,” jelas Krizia dalam keterangan resminya, Rabu (7/9).

Dalam berinvestasi di masa seperti ini, yang harus diwaspadai oleh investor adalah faktor global yang terjadi, seperti pengetatan bank sentral yang terlalu agresif. Aksi bank sentral tersebut tentunya berpotensi mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi global.