Pembiayaan hijau BNI lebih kecil daripada energi kotor batu bara

Menurut riset 350 Indonesia dan #BersihkanBankimu, BNI menjadi salah satu bank di Indonesia yang membiayai energi kotor batu bara.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Royke Tumilaar, melaporkan kinerja BNI dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa (27/9/2022). YouTube/DPR RI

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Royke Tumilaar, mengatakan, pihaknya berkomitmen terhadap keuangan berkelanjutan. Ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang menginginkan nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada 2060.

"Untuk mencapai hal tersebut, kita memiliki program-program komitmen bersama untuk melakukan transisi energi mengarah ke energi baru terbarukan (EBT)," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa (27/9).

Royke memaparkan beberapa program perseroan yang mendukung keuangan berkelanjutan. Misalnya, penerbitan green bond berdenominasi rupiah pertama di Indonesia sebanyak Rp5 triliun untuk pembiayaan kegiatan usaha berkelanjutan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).

"Kita sudah membiayai banyak terkait dengan segmen hijau. Per Juni 2022, tercatat mencapai Rp176,6 triliun atau 26,6% dari total kredit," jelasnya.

Selain itu, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp117,9 triliun serta Rp16,1 triliun untuk pembiayaan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lahan yang berkelanjutan. Lalu, pembiayaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan surya (PLTS) serta biogas Rp12 triliun, pembiayaan pencegahan dan pengendalian polusi Rp7,2 triliun, serta pembiayaan pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan dan green building Rp23,4 triliun.