sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pembiayaan hijau BNI lebih kecil daripada energi kotor batu bara

Menurut riset 350 Indonesia dan #BersihkanBankimu, BNI menjadi salah satu bank di Indonesia yang membiayai energi kotor batu bara.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Selasa, 27 Sep 2022 19:23 WIB
Pembiayaan hijau BNI lebih kecil daripada energi kotor batu bara

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Royke Tumilaar, mengatakan, pihaknya berkomitmen terhadap keuangan berkelanjutan. Ini sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang menginginkan nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada 2060.

"Untuk mencapai hal tersebut, kita memiliki program-program komitmen bersama untuk melakukan transisi energi mengarah ke energi baru terbarukan (EBT)," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa (27/9).

Royke memaparkan beberapa program perseroan yang mendukung keuangan berkelanjutan. Misalnya, penerbitan green bond berdenominasi rupiah pertama di Indonesia sebanyak Rp5 triliun untuk pembiayaan kegiatan usaha berkelanjutan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).

"Kita sudah membiayai banyak terkait dengan segmen hijau. Per Juni 2022, tercatat mencapai Rp176,6 triliun atau 26,6% dari total kredit," jelasnya.

Selain itu, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp117,9 triliun serta Rp16,1 triliun untuk pembiayaan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lahan yang berkelanjutan. Lalu, pembiayaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan surya (PLTS) serta biogas Rp12 triliun, pembiayaan pencegahan dan pengendalian polusi Rp7,2 triliun, serta pembiayaan pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan dan green building Rp23,4 triliun.

"Kita sudah pasang beberapa stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk mobil listrik dan membiayai banyak segmen hijau, terutama hydropower," ujarnya.

Dengan kepedulian sosial dan lingkungan tersebut, Royke mengklaim, perseroan berhasil memperoleh pengakuan Environmental, Social, dan Governance (ESG) dengan rating A dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) sejak November 2021. Itu merupakan rating tertinggi dalam sektor perbankan.

Pada kesempatan sama, anggota Komisi XI DPR, Puteri Anetta Komarudin, meminta BNI meningkatkan kredit hijau yang sudah dilakukan. Pun berharap pembiayaan di sektor nonhijau terus dikurangi.

Sponsored

"Dan tentunya pembiayaan di sektor nonhijau yang sampai sekarang juga masih banyak dilakukan agar bisa dikurangi pelan-pelan. Jadi, ketergantungan kita terhadap fossil fuels bisa kita kurangi dan tentunya pengembangan produk keuangan berkelanjutan ini bisa ditularkan juga ke bank Himbara (Himpunan Bank Negara) lainnya," paparnya.

Sementara itu, berdasarkan riset 350 Indonesia bersama organisasi sipil #BersihkanBankmu, BNI menjadi satu dari 4 bank di Indonesia yang masih membiayai energi kotor batu bara. BNI memfasilitasi PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, PT Indika Energy Tbk, dan PT Delta Dunia Makmur Tbk senilai US$53 juta sejak 2015. Riset dilakukan dengan menelusuri laporan tahunan 24 perusahaan batu bara yang terbuka untuk publik. 

Ada beragam peran dan dukungan yang diberikan dalam mendanai proyek batu bara. Misalnya, menjadi bookrunners, pembeli awal surat utang, pengatur, agen, bank rekening, dan agen jaminan. Lalu, memfasilitasi kredit modal kerja dan kredit modal kerja berulang, obligasi, transaksi, fasilitas term loan, kredit investasi, serta pinjaman fasilitas perbankan dan pinjaman transaksi khusus.

Berita Lainnya
×
tekid