Pemerintah akan ganti pembangkit listrik fosil ke EBT

Pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) akan menjamin pasokan energi bersih bagi masyarakat.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat menjadi Keynote Speaker dalam Acara Strategic Session Discussion bertema "Mobilizing Energy Investment" di Jakarta, Kamis (30/1/ 2020). Dokumentasi Kementerian ESDM.

Pemerintah akan mengkonversi pembangkit-pembangkit listrik berbasis fosil yang menghasilkan emisi tinggi dengan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan. Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan hal ini untuk menjamin pasokan energi bersih bagi masyarakat.

Berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), terdapat 22.246 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 23 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan 46 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang akan dikonversi.

PLN sudah melakukan inventarisasi pembangkit listrik diesel yang beroperasi lebih dari 15 tahun.

"Terdapat potensi lebih dari 22.000 unit PLTD dengan total kapasitas sekitar 1,78 Gigawatt (GW) di 29 provinsi untuk diganti dengan pembangkit EBT," ujar Arifi di Jakarta, Kamis (30/1).

Selain mengkonversi PLTD tersebut, PLTU dan PLTGU yang telah beroperasi di atas 20 tahun juga ditinjau ulang untuk melihat kemungkinan dikonversi dengan pembangkit EBT.