Pemerintah bidik temu kunci dan temulawak jadi komoditas ekspor

Komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia masih didominasi oleh tanaman seperti cengkih sebesar 16%, kayu manis 12%, dan vanila 10%.

ekerja membungkus bubuk olahan jamu temulawak di Pengantigan, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020). Foto Antara

Indonesia memiliki potensi komoditas rempah-rempah yang banyak dan beragam. Hanya saja, belum semua memiliki tempat di pasar domestik maupun internasional, misalnya saja untuk rempah-rempah jenis temu kunci dan temulawak.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Kementerian Perdagangan Olvy Andrianita mengatakan, dua komoditas tersebut memiliki potensi yang besar dan sangat mudah dibudidayakan di dalam negeri. Apalagi manfaatnya tak kalah dengan rempah lainnya.

"Rempah-rempah yang memiliki potensi namun belum dikembangkan adalah temu kunci. Sangat mudah dikembangkan, namun belum populer. Kemudian juga temulawak. Itu juga jagoan Indonesia," katanya dalam konferensi video, Kamis (25/6).

Olvy memaparkan, saat ini komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia masih didominasi oleh tanaman seperti cengkih sebesar 16%, kayu manis 12%, vanila 10%, dan pala 10%.

Untuk itu, pemerintah sedang memikirkan melakukan diversifikasi produk ekspor dan diversifikasi negara tujuan ekspor, agar komoditas dalam negeri dapat memiliki pasar yang lebih luas di dunia.