Ekspor terancam terus menurun, pemerintah disarankan cari pasar alternatif

Pemerintah dianjurkan melakukan diversifikasi produk ekspor ke barang.

ilustrasi aktivitas ekspor. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengungkapkan, penurunan tren ekspor Indonesia di semester II-2022 terjadi karena adanya pelemahan harga komoditas ekspor utama. Salah satu contoh yang ia jelaskan, yaitu penurunan harga batu bara dan Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional.

“Dalam periode September sampai Desember 2022, harga batubara dan CPO di pasar internasional mengalami penurunan, masing-masing sebesar 20% dan 9%,” kata Bhima saat dihubungi Alinea.id, Selasa (17/1).

Menurut Bhima, tak hanya komoditas, tren penurunan juga terjadi pada data pengiriman kargo internasional atau Baltic Dry Index. Penurunan tersebut selama setahun terakhir telah mencapai 46%.

“Hal ini berikan sinyal ada kontraksi pada permintaan bahan baku, khususnya ke negara industri maju,” tuturnya menambahkan.

Bhima juga memperkirakan tren pelambatan harga komoditas masih akan terus berlanjut hingga akhir 2023, sampai menemui titik keseimbangan baru. Oleh karena itu, untuk mencegah terus terjadinya perlambatan pertumbuhan nilai ekspor Indonesia, ia menyarankan agar pemerintah bisa segera melakukan langkah mitigasi.