Pencopotan dirut Pertamina timbulkan reaksi beragam

Perombakan direksi perusahaan BUMN Pertamina, menimbulkan reaksi pro dan kontra dikalangan pengamat.

Mantan Dirut Pertamina Massa Manik (kedua kiri) berbincang dengan masyarakat Margasari yang melakukan pembersihan area bakau terdampak ceceran minyak Teluk Balikpapan di Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur/ AntaraFoto

Perombakan direksi perusahaan BUMN Pertamina, menimbulkan reaksi pro dan kontra dikalangan pengamat.

Bagi yang pro, kebijakan itu dinilai tepat mengingat, Dirut Pertamina sebelumnya kerap mengeluh kalau Pertamina akan merugi, jika menjalankan beberapa penugasan yang diberikan langsung pemerintah. Sementara mereka yang kontra menilai, apa yang dikatakan Dirut Pertamina merupakan kenyataan dan harusnya direspon positif oleh pemerintah.  

Pengamat ekonomi energi Universitas Gajah Mada Fahmi Radhi menganggap pencopotan Elia Massa sebagai Dirut Pertamina sebagai hal yang wajar. 

Presiden Jokowi  telah menginstruksikan agar tidak ada kenaikan tarif listrik dan BBM sampai 2019. Namun di masa Elia Massa menjabat, ada beberapa imbauan dari Presiden tersebut yang tidak dijalankan olehnya. 

"Misalnya, mengurangi pasokan (BBM Premium) di Jamali  (Jawa, Madura, Bali). Memang menurut aturan, penugasan itu di luar Jamali. Tapi, pengurangan tadi menyebabkan kelangkaan premium di beberapa daerah," terang Fahmi Radhi, Sabtu (21/4) dalam diskusi publik di kawasan Menteng, Jakarta.