Pendapatan Garuda Indonesia turun 69,37% di 2020

Garuda Indonesia membukukan pendapatan usaha US$1,4 miliar atau sebesar Rp20,3 triliun sepanjang 2020.

Ilustrasi. Dokumentasi Garuda Indonesia.

Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,4 miliar atau Rp20,3 triliun (kurs Rp14.500 per US$) sepanjang 2020. Pendapatan ini turun 69,37% dibandingkan  2019 yang mencatatkan pendapatan senilai US$4,57 miliar.

Pendapatan emiten berkode saham GIAA sepanjang 2020 ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal US$77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar US$214 juta.

Lebih lanjut, Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13% menjadi US$1,6 miliar dibandingkan 2019, yang sebesar US$2,5 miliar. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penurunan beban operasional tersebut turut ditunjang oleh langkah efisiensi biaya. Salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat, maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh GIAA. 

"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional  hingga US$15 juta per bulannya," kata Irfan dalam keterangan resminya, Jumat (16/7).