sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pendapatan Garuda Indonesia turun 69,37% di 2020

Garuda Indonesia membukukan pendapatan usaha US$1,4 miliar atau sebesar Rp20,3 triliun sepanjang 2020.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 16 Jul 2021 11:22 WIB
Pendapatan Garuda Indonesia turun 69,37% di 2020

Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,4 miliar atau Rp20,3 triliun (kurs Rp14.500 per US$) sepanjang 2020. Pendapatan ini turun 69,37% dibandingkan  2019 yang mencatatkan pendapatan senilai US$4,57 miliar.

Pendapatan emiten berkode saham GIAA sepanjang 2020 ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal US$77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar US$214 juta.

Lebih lanjut, Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13% menjadi US$1,6 miliar dibandingkan 2019, yang sebesar US$2,5 miliar. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penurunan beban operasional tersebut turut ditunjang oleh langkah efisiensi biaya. Salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat, maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh GIAA. 

"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional  hingga US$15 juta per bulannya," kata Irfan dalam keterangan resminya, Jumat (16/7).

Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer atau opini tidak memberikan pendapat laporan keuangan Garuda Indonesia Tahun Buku 2020, Irfan menyampaikan GIAA menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut, dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang 2020. 

Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor, di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.

Irfan menjelaskan, hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha. Pasalnya, kondisi pandemi mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, dengan lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60% selama 2020. 

Sponsored

Menurutnya, kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia, yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha. Hal tersebut juga merupakan situasi yang tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya, yang harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya. 

"Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia, melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid