Penentuan tarif LRT dan MRT alot

DPRD DKI Jakarta hingga kini belum juga memutuskan besaran ideal untuk tarif moda raya terpadu (MRT) maupun light rail transit (LRT) Jakarta

Masyarakat melakukan uji coba MRT Ratangga. / Antara Foto

DPRD DKI Jakarta hingga kini belum juga memutuskan besaran ideal untuk tarif moda raya terpadu (MRT) maupun light rail transit (LRT) Jakarta. Legislator di DKI belum menyetujui hitung-hitungan tarif yang diusulkan Pemprov DKI.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik mengatakan pihaknya perlu mengkaji lagi usulan tersebut, terutama pada hitungan tarif LRT yang dinilai tak representatif dengan kekuatan APBD DKI untuk mensubsidi.

Tim perumusan tarif Pemprov DKI mengusulkan pemberian subsidi sebesar Rp327 miliar pada APBD untuk tarif LRT rute Velodrome-Kelapa Gading. Alokasi tersebut diperuntukan pemberian subsidi per penumpang sebesar Rp35.655. Sementara tim tersebut mengestimasikan sebanyak 14.255 penumpang per hari yang menggunakan LRT.

"Benar memang tarifnya terjangkau Rp6.000, tapi berapa (subsidi) yang mau diberikan. Jangan-jangan tidak ada yang naik di situ, jadi itu harus dihitung kembali," ujar Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (13/3).

Dengan demikian politikus Partai Gerindra itu memutuskan agar usulan tarif tersebut dibahas kembali di tingkat Komisi. Meski sebelumnya pembahasan tarif di tingkat Komisi B dan C DPRD DKI juga tak jelas dalam memberikan rekomendasi hitungan tarif dua moda tersebut.