Pengamat optimistis realisasi pajak kuartal dua membaik

Pemerintah memberikan relaksasi melalui perluasan cakupan ekspor jasa yang dikenakan PPN dengan tarif 0%.

Sejumlah wajib pajak melakukan pelaporan SPT Pajak Tahunan di Kantor KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru I, Jakarta Selatan, Senin (1/4)./Antara Foto

Hingga triwulan pertama tahun ini, perekonomian terindikasi melesu akibat melemahnya permintaan dan sikap investor yang cenderung menunggu hingga kepastian Pemilu. 

“Hal ini berdampak pada kinerja penerimaan pajak yang kurang memuaskan,” ujar Fiscal Economist DDTC Fiscal Research Denny Vissaro, dalam keterangan tertulisnya.

Realisasi pajak nonmigas yang mencapai 15,5% dari target APBN selama triwulan pertama 2019, pada dasarnya merupakan pola distribusi bulanan yang umum terjadi pada awal tahun, yaitu sekitar 4,5%-6% per bulan.

Namun, pertumbuhan yang hanya mencapai 0,6% terutama karena kinerja PPN yang negatif perlu diwaspadai. Hal ini jelas sangat jauh dari target pertumbuhan penerimaan pajak yang mencapai 19% pada 2019 ini. 

Namun begitu, dia optimistis pada triwulan selanjutnya kinerja PPN diperkirakan meningkat dan memperbaiki pertumbuhan penerimaan pajak secara umum. Impor bahan baku penolong dan barang modal serta konsumsi dalam negeri sepertinya akan membaik sejalan dengan kepastian pascapemilu dan menyambut lebaran.