Pengamat: Transaksi saham sepi bukan karena Bitcoin

Pelaku pasar saham Indonesia beralih sementara ke instrumen SUN atau memang tidak melakukan transaksi karena antisipasi laporan keuangan.

Ilustrasi. Pixabay

Nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir-akhir ini tercatat lebih sepi, ke rata-rata Rp8 triliun hingga Rp9 triliun per hari. Hal ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami penurunan, hingga ditutup pada level 5.927 pada Selasa (13/4).

Salah satu asumsi sepinya perdagangan di pasar saham ini diakibatkan oleh investor yang mengalihkan investasi sahamnya ke Bitcoin. 

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, sepinya transaksi di pasar saham bisa jadi karena pelaku pasar saham Indonesia beralih sementara ke instrumen Surat Utang Negara (SUN). Atau, investor memang tidak melakukan transaksi karena antisipasi rilis kinerja keuangan Tahun Buku 2020 dan kuartal I-2021 yang masih kurang bagus.

"Melihat Bitcoin itu sekarang ini cukup ramai, bukan berarti ramainya itu banyak investor yang beralih ke Bitcoin. Apalagi, kita tidak tahu di Bitcoin siapa saja yang melakukan transaksi," kata Reza ketika dihubungi, Selasa (13/4).

Menurut Reza, transaksi instrumen Bitcoin memerlukan payung hukum yang jelas. Pasalnya, saat ini apabila investor mengalami kerugian ketika berinvestasi di Bitcoin, tidak ada kejelasan hal apa yang bisa dilakukan investor.