Penghapusan Premium tak kunjung terealisasi sejak 2017, ini sebabnya

Tidak terealisasinya wacana tersebut disinyalir karena adanya pemburu rente impor Premium.

Petugas memasang plang tanda BBM jenis Premium habis di sebuah SPBU. Foto Antara/Rivan Awal Lingga

Rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) RON 88 atau Premium bukan wacana baru. Keinginan tersebut berhembus sejak 2017 silam, tetapi tidak kunjung terealisasi sampai sekarang.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, pun meragukan rencana itu akan benar-benar terwujud pada 2022.

"Saya tidak yakin tahun depan Premium benar-benar dihapuskan. Pasalnya, sejak 2017, penghapusan Premium sudah diwacanakan, tetapi hingga kini tidak pernah direalisasikan," ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (24/12).

Mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini menilai, penghapusan Premium lebih menguntungkan bagi PT Pertamina (Persero). Selain mengurangi biaya transportasi, juga menekan biaya subsidi yang selama ini dibebankan kepada perseroan.

Tidak terealisasinya wacana tersebut disinyalir karena adanya pemburu rente impor Premium. Mereka lantas mencegah rencana itu dieksekusi.