Butuh modal besar, peningkatan bauran EBT harus libatkan swasta

Indonesia membutuhkan investasi senilai US$34 miliar atau Rp480 triliun (kurs Rp14.119/US$) untuk proyek-proyek EBT.

Ilustrasi pengembangan energi baru terbarukan tenaga Matahari. Foto Pixabay

Target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 diakui sulit tercapai, hal itu melihat realisasi yang telah dicapai hingga saat ini.

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menuturkan, Indonesia membutuhkan tambahan 14.087 MW EBT untuk mencapai target tersebut. Indonesia juga membutuhkan investasi senilai US$34 miliar atau Rp480 triliun (kurs Rp14.119/US$) untuk proyek-proyek EBT.

"Tingkat ketercapaianya berat, sehingga perlu dilakukan langkah luar biasa," kata Sugeng dalam MGN Summit 2021 Sustainable Energy, Kamis (28/1).

Dengan target tersebut, Sugeng juga menghitung, setiap tahun Indonesia perlu menarik investasi US$6,8 miliar atau Rp96 triliun setiap tahunnya.

Sementara, Head of the Department of Economics Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengamati, selama 2015 hingga 2019 investasi di sektor EBT hanya mencapai Rp10 triliun. Jumlah ini berbeda jauh dengan investasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dilakukan PLN sekitar Rp50 triliun.