Perempuan jadi kelompok paling sulit akses bank

perempuan yang tidak memenuhi standar bank disebabkan latar belakang profilnya.

Ilustrasi. Pexels

Era digitalisasi menawarkan banyak akses terhadap berbagai hal, salah satunya adalah tersedianya pinjaman online (pinjol). Meski begitu, maraknya pinjol ilegal sering kali membuahkan kasus-kasus tak mengenakkan.

Berdasarkan data pengaduan yang masuk ke Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta), sebanyak 72,08% laporan dari perempuan tentang pinjol. Pihak pinjol kerap menyebarkan foto atau data pribadi dengan maksud mempermalukan korban.

Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia, Mike Verawati, mengatakan, perempuan merupakan kelompok gender yang paling sulit untuk mengakses bank karena berbagai peraturan yang ditetapkan. Karenanya, tak heran jika perempuan menjadi kelompok yang paling banyak yang mengakses pinjol sekalipun mereka mengetahui risiko keamanannya.

“Prosesnya (mengakses bank) ternyata susah sehingga pinjol merupakan sebuah peluang yang bisa digunakan oleh kelompok-kelompok yang sebenarnya enggak bankable ini,” katanya dalam webinar, Kamis (8/10).

Mike melanjutkan, perempuan yang tidak memenuhi standar bank disebabkan latar belakang profilnya. Pekerja informal, ibu rumah tangga, petani, nelayan, atau mungkin berada di desa, misalnya.