Perhepi optimistis harga beras tahun depan normal

Pemerintah juga diminta memperkuat akses lalu lintas antar dan kirim logistik.

Pertumbuhan positif sektor pertanian pada triwulan III-2020 yang mencapai angka 2,15% (YonY), jauh di atas dari pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 3,45%. Foto Humas Kementan

Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin memprediksi, harga beras di tahun depan dalam angka yang normal. Situasi ini terjadi karena produksi yang sedang berlangsung dalam kondisi surplus.

"Catatan saya pada 2020 neracanya surplus. Dengan kata lain kalaupun panen raya berlangsung di Maret, maka saya berkeyakinan tidak akan ada lonjakan harga yang ekstrim karena Bulog terus melakukan operasi pasar dan penyerapan," ujar Bustanul dalam Indonesia Business Forum TV One, Rabu, (30/12).

Meski demikian, Bustanul meminta agar pemerintah memperkuat akses lalu lintas antar dan kirim logistik, yang selama pandemi Covid-19 mengalami kesulitan akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Ketahanan pangan itu menyangkut ketersediaan aksebilitas dan konsumsi. Jadi konteks ketersediaan ini, mari kita tuntaskan dulu. Artinya kita harus mewaspadai persoalan akses logistik. Apalagi kita masih dalam kondisi pandemi. Itu harus kita perkuat," katanya.

Membangun sektor pertanian harus dilakukan oleh semua pihak, baik dari kalangan pemerintah, pengusaha, petani, maupun masyarakat secara luas. Pertanian tidak bisa dikerjakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) semata, namun juga harus melibatkan kementerian dan lembaga negara lainya.