Perlunya dukungan pasokan air dan alsintan pada budi daya sorgum nasional

Budi daya sorgum yang akan diperluas secara nasional mulai tahun depan membutuhkan dukungan sarana dan prasarana memadai.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Budi daya sorgum yang akan diperluas secara nasional mulai tahun depan membutuhkan dukungan sarana dan prasarana memadai agar berhasil mencapai target ketahanan pangan dalam negeri. Beberapa yang dibutuhkan adalah pasokan air yang konsisten serta alat mesin pertanian (alsintan).

Pasokan air dibutuhkan agar hasil panen komoditas tersebut sesuai target skala besar. Direktur Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Indah Megahwati mengatakan untuk memenuhi pasokan air dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 

"Kami enggak ingin budi daya sorgum hahal, sehingga pakai pipanisasi dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan sorgumnya terpenuhi. Kami enggak mau sorgum yang hanya 1 ton atau setengah ton hasilnya, tapi bisa mencapai 15 ton atau 20 ton per hektare. Otomatis mengenai yang di hulunya harus ada pupuk dan airnya tersedia. Karena ini kan skala luas rencananya," kata Indah, baru-baru ini.  

Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam (SDA), Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan pihaknya telah mendatangi tiga wilayah di Sumba Timur untuk pembangunan sarana perairan dalam mendukung penanaman sorgum. 

Ketiga wilayah tersebut yakni Laipori, berupa persiapan operasional 13 sumur eksisting Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan pembuatan empat titik sumur bor baru. Lalu di Desa Patawang berupa pembuatan 50 titik sumur gali oleh swakelola padat karya (P3A), pembuatan empat titik sumur bor baru, dan penyiapan operasional untuk 50 titik sumur gali.